Bernas Jogja~KEBUMEN -- Musim kemarau yang dikhawatirkan akan terjadi lonjakan jumlah kasus demam berdarah, dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan.Diantaranya dengan memperdagangkan bubuk abate atau obat pembasmi jentik nyamuk. Petugas pemasaran bubuk abate mendatangi rumah-rumah penduduk menawarkan bubuk abate.
Pengamatan Bernas Jogja Senin (20/6), salah satu daerah pemasaran bubuk abate yang dilakukan lima sales perempuan, diantaranya Perumahan Korpri Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen. Petugas pemarasan menawarkan bubuk abate dari rumah ke rumah. Mereka menawarkan 4 sachet bubuk abate seharga Rp 10.000 kepada setiap keluarga. Meskipun mereka tidak memaksa untuk membeli, penjualan yang dilakukan banyak sales cukup mencolok. Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen Cokroaminoto SKM yang dihubungi Bernas Jogja Senin (20/6) mengatakan, Dinas Kesehatan Kebumen tidak pernah memberi rekomemasi atau izin kepada pihak ketiga untuk memperdagangkan bubuk abate ke kampung-kampung. Dinkes Kebumen tidak mungkin melarang penjualan itu, karena menjadi hak pihak lain untuk menjual bubuk abate. (nwh)
Pengamatan Bernas Jogja Senin (20/6), salah satu daerah pemasaran bubuk abate yang dilakukan lima sales perempuan, diantaranya Perumahan Korpri Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen. Petugas pemarasan menawarkan bubuk abate dari rumah ke rumah. Mereka menawarkan 4 sachet bubuk abate seharga Rp 10.000 kepada setiap keluarga. Meskipun mereka tidak memaksa untuk membeli, penjualan yang dilakukan banyak sales cukup mencolok. Kepala Bidang Penanganan Masalah Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen Cokroaminoto SKM yang dihubungi Bernas Jogja Senin (20/6) mengatakan, Dinas Kesehatan Kebumen tidak pernah memberi rekomemasi atau izin kepada pihak ketiga untuk memperdagangkan bubuk abate ke kampung-kampung. Dinkes Kebumen tidak mungkin melarang penjualan itu, karena menjadi hak pihak lain untuk menjual bubuk abate. (nwh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar