Selasa, 12 Juni 2012

Mengenal Penyakit Kusta



Pengertian
Penyakit kusta disebut juga lepra (leprosy) atau Morbus Hansen, dan nama lain di India:Korh, Vaahi (Kala Vaah), Motala/ Motali Mata, Pathala dan Bada Dukh (Kandouw, 2000).Nama tersebut berbeda karena daerah yang berbeda menyebutkan lain, seperti pathala di Sondwadan Korh dan Kala Vaa di Thandla (Bhopal, 2002).

Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh mikroorganisme intraseluler ataukuman Mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang saraf tepi danselanjutnya menyerang kulit serta organ tubuh lainnya. Penyakit kusta dapat mengakibatkankecacatan tubuh serta menimbulkan masalah psikososial akibat masih adanya stigma danpersepsi masyarakat yang jelek pada penderitanya (Jopling, 1996).

Epidemiologi
Penderita kusta tersebar di seluruh dunia, walaupun terbanyak di daerah tropik dan subtropik.Penyebarannya terutama di benua Afrika, Asia dan Amerika Latin. Jumlah yang tercatat 888.340orang pada tahun 1977. Pada milinium ini telah ditemukannya 800.000 kasus baru kusta setiaptahunnya. Di Indonesia diperkirakan kasus kusta mencapai 1-3 per 10.000 penduduk ataumenempati urutan ke-4 terbanyak di dunia setelah negara India, Brazil dan Bangladesh (lihat)gambar (2.1) Frekuensi terbanyak terdapat pada kelompok umur produktif yaitu 15-29 tahun,penyakit yang disebabkan M. Lepra ini dapat mengenai semua kelompok umur, bahkan pernahditemukan pada bayi usia 2,5 bulan dan lansia diatas 70 tahun (Harahap, 2000).

Sumber penularan kusta adalah penderita kusta tipe lepromatosa yang belum mendapatpengobatan. Keluarganya yang serumah dengan penderita kusta lepromatosa mempunyai resikotertular 4-10 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tinggal tidak serumah.Sedangkan penderita tipe tuberkuloid mempunyai kemampuan menularkan pada orang lain yangserumah sekitar 2 kali dari yang tidak serumah. Resiko penularan kepada anaknya lebih dominandibandingkan resiko terhadap pasangan hidupnya (Agusni, 2001).

Penularan kusta yang sebenarnya masih belum seluruhnya terungkap. Saat ini yangdiperkirakan sebagai sumber penularan (port d’exit) adalah mukosa hidung penderita kusta tipelepromatosa yang belum diobati. Selain itu juga pada lesi kulit nodular yang pecah bisaditemukannya banyak kuman M. Leprae sebagai tempat port d’entry berada di mukosa hidungsecara droplet infection. Seterusnya M. leprae melakukan adesi dan masuk ke dalam monosit danberedar di darah. Monosit berperan sebagai kuda troya yang akhirnya pecah lalu kuman masuk ke sel Schwan tepatnya di perineum(Boddingius, 1995).
  
Setelah World Health Organization (WHO) melakukan program eliminasi kusta, dengan
menggunakan Multi Drug therapy (MDT) selama 22 tahun. Sebelum tahun 2003 dapat terlihatpada gambar 2.2. Pada tahun 1992 terdapat 88 negara yang melakukan program eliminasitercatat adanya penurunan jumlah kusta, yaitu 1 per 10.000 penduduk. Di tahun 2003 terdapat 9negara yang tercatat kasus kusta pada prevalensi rata-rata 2.0 - 4.1 per 10.000 penduduk dan 3negara mempunyai prevalensi kusta rata-rata 1-2 kasus per 10.000 penduduk. Sejak tahun 1981sampai sekarang sudah lebih dari 12 juta penderita kusta telah mendapatkan pengobatan MDT(morel C.M, 2003).

Penyakit kusta banyak menyerang pada masyarakat golongan sosio ekonomi rendah. Keadaanini dikaitkan dengan gizi yang buruk dan dapat mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuhsecara umum. Faktor lingkungan serta hygiene yang tidak baik selalu ditemukan pada tempatpenderita yang terinfeksi M. leprae (Agusni, 2003).SEJARAH* Sebenarnya penyakit kusta sudah dikenal sejak zaman purbakala, pada waktu itu penyebabnyatidak diketahui, masyarakat hanya mengetahui akibat yang terjadi pada penderita kusta karenamenimbulkan kecacatan, saat itulah muncul anggapan bahwa cacat pada penderita kustadisebabkan oleh kutukan Tuhan atau karena ilmu gaib yang sulit disembuhkan, bahkan dalamkitab Perjanjian Lama pada Levecticus XIII – XIV dikatakan bahwa “ini adalah sesuatu yangnajis dan merupakan kutukan dari Tuhan, sehingga tindaklanjutnya sudah jelas yaitu denganmembuang para penderita ini dan tidak diperbolehkan berkumpul dengan masyarakat” (Ilias,1990).

Di dalam kitab Sushrat Samhita di zaman India kuno (1300 SM) telah tercantum istilah khustyang diartikan kusta atau lepra (leprosy) pada 600 SM dan di Cina pada 400 SM. Mycobacteriumleprae telah ditemukan sejak 129 tahun yang lalu, istilah zaraath yang merupakan Bahasa Ibranikuno juga mengartikan sebagai kusta. Di dalam kitab-kitab kuno dari Tiongkok (Da Feng)terdapat adanya tulisan pada daun lontar, sedangkan di zaman Mesir kuno (eber paptyrus) telahtertuliskan mengenai penyakit yang sekarang kita sebut lepra. Istilah tersebut berasal dari BahasaYunani kuno (WHO, 2003).

Etiologi
Penyebab penyakit kusta oleh karena Mycobacterium leprae, yaitu kuman yang bersifat grampositif, berbentuk batang lurus atau melengkung, ukuran panjang 1-8 mikron, diameter 0,2 – 0,5,mikron dan mempunyai sifat pleomorfik. Mycobacterium leprae termasuk golongan BasilTahan Asam (BTA) bila dilakukan pewarnaan Ziehl Neelsen, namun dalam mengikat warnamerah dari karbol Fuchsin tidak sekuat Mycobacterium tuberculosis (Agusni, 2001).Mycobacterium leprae, mempunyai 5 (lima) sifat penting yang perlu diketahui yaitu :

1.      Merupakan organisme obligat endogeous dan tidak bisa dibiarkan dalam media buatan
2.      Sifat mengikat asamnya dapat diekstraksi dengan pyridine
3.      Mampu mengoksidasi zat D–dihydroxy phenylalanine (D – DOPA)4.
4.      Mengivansi sel schwan dari system saraf tepi terutama di perineum
5.      Permukaan membrane mengandung phenolic glycolipid I (PGL-I) dan lipoarabinomannan (LAM) (Shimoji Yang, 1999).

Patogenesis Penyakit Kusta
Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh manusia masa sampai timbulnya gejala dantanda adalah sangat lama dan bahkan bertahun-tahun, masa inkubasinya bisa 3-20 tahun. Seringkali penderita tidak menyadari adanya proses penyakit di dalam tubuhnya. Umumnya penduduk yang tinggal di daerah endemis mudah terinfeksi, namun banyak orang punya kekebalan alamiahdan tidak menjadi penderita kusta (Agusni, 2001).

Mycobacterium leprae seterusnya bersarang di sel schwann yang terletak di perineum, karenabasil kusta suka daerah yang dingin yang dekat dengan dengan kulit dengan suhu sekitar 27-300C. Mycobacterium leprae mempunyai kapsul yang dibentuk dari protein 21 KD, yang mampu-2 G α berikatan dengan reseptor yang dipunyai sel schwann yaitu laminin -dystroglycam.Kemampuan adesi tersebut merupakan α receptor sejenis cara invasi basil kusta pada perineum,sel schwnn sendiri merupakan sejenis fagosit yang bisa menangkap antigen seperti M. leprae,tetapi tidak dapat menghancurkannya karena sel tersebut tidak mempunyai MHC klas II yangmampu berikatan dengan SD4 limfosit, akibatnya basil kusta dapat berkembang biak di selschwann (Agusni, 2003).

Sel schwann seterusnya mengalami kematian dan pecah, lalu basil kusta dikenali oleh sistemimunitas tubuh host, tubuh melakukan proteksi melalui 2 (dua) aspek yaitu imunitas non-sepesifik dan spesifik, makrofag menjadi aktif memfagosit dan membersihkan dari semua yangtidak dikenali (non-self). Peran Cell Mediated Immunity sebagai proteksi kedua tubuh mulaimengenali DNA mengidentifikasi antigen dari M. leprae. Ternyata makrofag mampu menelanM. leprae tetapi tidak mampu mencernanya. Limfosit akan membantu makrofag untuk menghasilkan enzim dan juices agar proses pencernaan dan pelumatan berhasil.

Keterkaitan humoral immunity dan Cell Mediated Immunity dalam membunuh basil kustadapat memunculkan rentangan spektrum gambaran klinik penyakit kusta seperti tipe Tuberkuloid– Tuberkuloid (TT), tipe Borderline Tuberkuloid (BT), tipe Borgerline – Borderline (BB), tipeBorderline Lepromatous (BL) dan tipe Lepromatous – Lepromatous (LL) (Jopling, 2003).

Manifestasi Klinis Penyakit Kusta
Gambaran klinik yang jelas berupa:
·        kekakuan tangan dan kaki
·        clawing pada jari kaki
·        pemendekan jari bahkan mudah terjadi perdarahan dan
·        adanya makula dengan hilangnya rasatusukan. Keadaan tersebut merupakan penderita yang sudahlanjut dan sudah dipastikan lepra tanpa pelaksanaan diagnostik yang cukup.

1 komentar: